Sepenggal cerita dari perjalanan menelusuri 'JALUR EVAKUASI LAPAR'.......

08 April 2009

'Pempek Kedungdoro'


Laju sepeda motorku sedikit pelan menyusuri jalanan malam kota Surabaya. Lenggangnya ruas jalan sangat bertolak belakang dengan kemacetan dan kebisingan yang ditimbulkan suara knalpot dan deru mesin di siang harinya. Selepas magrib di beberapa pinggir jalan kota Surabaya mulai banyak bermunculan gerai kaki lima dengan menawarkan kenikmatan kuliner yang beraneka ragam. Ketika melewati ruas jalan Kedungdoro, pandangan mataku tertuju pada kerumunan para pembeli disalah satu gerai kaki lima. Gerai itu menawarkan nikmatnya pempek Palembang.


Meski pempek adalah makanan khas dari Palembang. Tetapi jika ingin menikmati kuliner asli Indonesia ini, warga Surabaya tidaklah perlu jauh-jauh ke Palembang. Dibeberapa titik kota Surabaya, telah banyak gerai-gerai yang menjajakan makanan ini. Salah satunya adalah Pempek Kedungdoro.


Gerai yang telah dibuka lebih dari 11 tahun ini memiliki cirikhas sendiri untuk penyajian dan rasanya. Jika kebanyakan pempek yang disajikan hanya terdiri dari kapal selam, lenjeran dan lenggang, tetapi di tempat ini ditambahkan lagi dengan mie putih atau mie kuning. Jadi porsi yang disajikan tampak lebih banyak dan mengenyangkan.


Menurut Ridwan anak dari pemilik gerai Pempek Kedung doro ini, cara penyajian pempek tak jauh berbeda dengan pempek pada umumnya. Pempek digoreng hingga berwrna kecoklatan, kemudian dipotong-potong dan disiram dengan saos cuko serta diberi mentimun yang diiris kecil-kecil. Yang membedakan dengan pempek asli palembang hanya pada sausnya. Jika saus di palembang lebih kental, karena menggunakan gula aren, sedangkan saus di Surabaya lebih encer karena sangat sulit mendapatkan gula aren di kota ini.


Gerai pempek yang mulai dibuka sejak pukul 17.00 hingga tengah malam ini, harga satu porsinya dipatok sebesar Rp.9.000. Sedangkan untuk varian macamnya terdiri dari 3 macam. Yaitu kapal selam, lenjeran, dan lenggang. Meski menjajakan makanan khas Palembang, tetapi gerai pempek Kedungdoro telah memodifikasi sesuai dengan lidah orang Surabaya. Jika di palembang lebih dominan rasa pedasnya, maka di Surabaya gerai ini lebih memberikan rasa yang manis dan tidak terlalu pedas.


Kebanyakan masyarakat Surabaya menyukai makan pempek Kedungdoro karena porsi yang disajikan sangat banyak dan sesuai dengan lidah kota Buaya. Beberapa penikmat pempek justru membeli yang masih belum digoreng. Biasanya untuk dimasak sendiri dirumah dan sebagian sisanya disimpan dilemari pendingin untuk dimasak dilain hari.

1 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP