Sepenggal cerita dari perjalanan menelusuri 'JALUR EVAKUASI LAPAR'.......

14 April 2009

"Nasi Goreng Jancuk...!!!"


Ditengah semrawutnya lalu lintas kota, tiba-tiba ponselku berdering berulang kali... Sebuah pesan aku terima, "Bem.. ditunggu di Cafe Taman Surabaya Plasa Hotel, acara sudah dimulai...!!" Dan aku pun langsung tancap gas menambah kecepatan menuju lokasi acara. Lalu lintas yang padat dan pengendara becak yang seenaknya melawan arus, membuatku berulang kali mengucap.... "Jancuuuk...!!!"



Dan tak lama akhirnya sampai juga aku di salah satu hotel ternama di Surabaya itu. Acara telah dimulai.... Beberapa undangan tengah duduk manis di masing-masing mejanya. Dan akupun segera mengambil tempat di salah satu meja yang telah disediakan. Segelas lemon squash dingin kupesan untuk mengusir dahaga. Hari ini acara yang digelar adalah louncing menu terbaru oleh Chef Eko. Salah satu menu tersebut adalah 'Nasi goreng Jancuk'. Loh kok...???
Bagi masyarakat Suroboyo, mendengar kata "jancuk" bukanlah sesuatu yang asing. Kata ini kerap kali digunakan antar sesama arek-arek kota pahlawan untuk menunjukkan keakraban. Tetapi akan berbeda jika diucapkan oleh orang yang belum dikenal. Bisa-bisa malah memancing kesalahpahaman. Jadi jangan asal mengucap kata ini disembarang tempat....


Dengan ramah tuan rumah menyambut para tamu undangan. Dan sang jago masak pun mulai bercerita tentang menu terbarunya. Ide membuat kreasi nasi goreng Jancuk muncul secara tidak sengaja."Suatu siang saya ditodong rekan-rekan Departement Head untuk menyiapkan menu yang lain dari biasanya. Padahal saat itu baru saja menyesaikan hidangan makan siang dalam jumlah banyak untuk para tamu hotel" cerita chef Eko. Rasa capek membuat chef Eko berulang kali mengucap "Jancuk sik kesel aku rek...!!" untuk mengungkapkan kekesalannya. Akhirnya dengan terpaksa chef Eko membuat masakan yang sederhana tetapi dengan bumbu yang sedikit berbeda. Dengan sedikit kesal Chef Eko membuatkan nasi goreng dengan porsi jumbo serta rasa ekstra pedas dan bumbu terasi yang cita rasanya cukup kental dilidah.


Ketika disajikan ternyata banyak menimbulkan reaksi yang berbeda dari orang-orang yang menyantapnya. "Jancuk cek akehe....!!!" "Jancuk... cek pedes'e...!!!" Karena nasi goreng yang dibuat memang lebih dari biasanya. Porsinya lebih besar dan memiliki rasa pedas diatas rata-rata. Dari sinilah ide itu muncul... Jadi bagi yang ingin bernostalgia dengan selera lidah asli orang Surabaya mampir saja di Cafe Taman.. Sebuah menu nasi goreng ekstra jumbo dengan penyajian menggunakan alas daun jati tentu akan dengan cepat disajikan oleh chef Eko...



Menu nasi goreng jancuk ini bisa dinikmati setiap hari selama bulan April hingga Mei 2009. Dengan harga tiap porsinya Rp 37.500 nett. Satu porsi nasi goreng ini bisa dinikmati untuk 4-6 orang. Bagi yang tidak terlalu suka pedas bisa memesan sesuai selera, tetapi tetap dengan porsi yang sama. Selain menu ini selama bulan tersebut tersebut juga di gelar promo aneka menu gorengan. Menu-menu tersebut adalah smoked salmon choux dengan harga Rp.37.500,-nett, bologna potato Rp 31.000,- nett, tahu boom Rp. 31.000,- nett, dan martabak bombay dengan harga Rp 35.000,- nett. Pengin coba sensasi "Jancuk-nya...???"

4 komentar:

  1. uenak sawangane rek..

    BalasHapus
  2. waktu pertama kali makan krupuknya kecil2 tp banyak.....
    e, skarang besar tp cuma 1. klo makan rame2 jadine... "jancuk, bagi krupukE seng adil rek..." hehehe....... ^_^

    BalasHapus
  3. Jancuk, marai kepingin wae iki,..hehehehe,...^__^

    BalasHapus

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP