Pak Yuto telah lebih dari 20 tahun berjualan sate Lalat.
Beberapa waktu yang lalu teman-teman club motor mengajak touring dan jalan-jalan ke pulau Madura. Dengan tujuan kawasan wisata pulau Lombang dan sekalian menikmati jembatan Suramadu yang baru saja diresmikan. Pada akhir Juni kemaren sepakat sekitar 50 motor menjelajahi eksotika pulau Madura. Jadwal pemberangkatan dibagi menjadi dua kloter. Kloter pertama jam 13.00 dan kloter kedua berangkat jam 17.00 wib.
Kawasan SAE Salera adalah sebuah area di jalan Niaga, kota Pamekasan. Dikawasan ini banyak terdapat lapak-lapak kaki lima yang menawarkan aneka kuliner khas kota Pamekasan.
Karena harus nunggu pulang kerja, aku ikut pemberangkatan kloter ke II. Sekitar jam 16.30 beberapa peserta yang tidak bisa ikut kloter pertama, telah mulai berkumpul di depan DPRD II Surabaya. Dari groundzero tersebut, selepas magrib sekitar 11 motor berangkat menuju pulau Madura. Melintasi jembatan Suramadu perjalanan cenderung lancar. Tidak seramai saat rombongan kloter I berangkat.
Karena karakter jalan di pulau Madura cenderung sempit dan sangat panjang, membuat beberapa peserta mengantuk dan harus istirahat sejenak. Pada jam 19.45 wib, leader rombongan memutuskan untuk berhenti sejenak dan istirahat. Di sebuah SPBU di jalan Trunojoyo Pamekasan, rombongan beristirahat dan menikmati aneka makanan ringan di cafenya. Sembari beristirahat, aku coba kontak rombongan kloter I. Ternyata rombongan sempat berhenti di SPBU yang sama pada jam 20.00 wib tadi. Karena iring-iringan sepeda motor yang sangat panjang membuat rombongn tidak bisa memacu kecepatan tinggi. Dari pada terjebak macet karena iring-iringan yang terlalu panjang, akhirnya kami memutuskan untuk menunda perjalanan dan menunggu kloter I, tiba di lokasi tujuan terlebih dahulu.
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya kami memilih jalan-jalan dulu menikmati suasana malam hari di kota Pamekasan. Kota Pamekasan sama sekali tidak seperti yang banyak orang katakan, rawan kejahatan dan sepi. Tapi ternyata kotanya tak beda jauh seperti kebanyakan kota2 lain di Jawa Timur. Cukup ramai, bising dan penuh gemerlap lampu kota. Dan banyak pendatang dari Jawa Tengah dan beberapa kota di Jawa Timur telah banyak yang tinggal di kota tersebut.
Satu porsi sate lalat yang terdiri dari 25 tusuk sate dan sepiring lontong ini hanya dihargai Rp.7.500,-
Setelah memarkir motor, aku langsung menghampiri penjual satenya. Aku langsung memesan beberapa porsi untuk teman-teman yang lain dan mulai asyik ngobrol ‘kesana-kemari’. Setelah hanyut dalam obrolan yang cukub akrab, akhirnya saya tahu apa itu sate Lalat. Pak Yuto yang mengaku telah lebih dari 20 tahun berjualan sate dengan ramah menjelaskan apa itu sate lalat. Ternyata sate lalat adalah sate ayam dan terkadang juga sate kambing yang dalam penyajian, dagingnya diiris kecil-kecil. Ukurannya lebih kecil dibandingkan sate pada umumnya. Karena ukurannya yang mini itulah, maka sate ini disebut sate lalat. Untuk satu porsi sate Lalat yang terdiri dari 25 tusuk sate dan satu piring lontong cuma dihargai Rp.7.500,-. Cukup murah kan..??
Lokasi :
Kawasan SAE SALERA
Jl. Niaga - PAMEKASAN
MADURA
Kawasan SAE Salera adalah sebuah area di jalan Niaga, kota Pamekasan. Dikawasan ini banyak terdapat lapak-lapak kaki lima yang menawarkan aneka kuliner khas kota Pamekasan.
Karena harus nunggu pulang kerja, aku ikut pemberangkatan kloter ke II. Sekitar jam 16.30 beberapa peserta yang tidak bisa ikut kloter pertama, telah mulai berkumpul di depan DPRD II Surabaya. Dari groundzero tersebut, selepas magrib sekitar 11 motor berangkat menuju pulau Madura. Melintasi jembatan Suramadu perjalanan cenderung lancar. Tidak seramai saat rombongan kloter I berangkat.
Karena karakter jalan di pulau Madura cenderung sempit dan sangat panjang, membuat beberapa peserta mengantuk dan harus istirahat sejenak. Pada jam 19.45 wib, leader rombongan memutuskan untuk berhenti sejenak dan istirahat. Di sebuah SPBU di jalan Trunojoyo Pamekasan, rombongan beristirahat dan menikmati aneka makanan ringan di cafenya. Sembari beristirahat, aku coba kontak rombongan kloter I. Ternyata rombongan sempat berhenti di SPBU yang sama pada jam 20.00 wib tadi. Karena iring-iringan sepeda motor yang sangat panjang membuat rombongn tidak bisa memacu kecepatan tinggi. Dari pada terjebak macet karena iring-iringan yang terlalu panjang, akhirnya kami memutuskan untuk menunda perjalanan dan menunggu kloter I, tiba di lokasi tujuan terlebih dahulu.
Bagi beberapa orang dari luar kota Pamekasan, tulisan yang terdapat disalah satu sisi lapak kaki lima ini tentu akan membuat penasaran.
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya kami memilih jalan-jalan dulu menikmati suasana malam hari di kota Pamekasan. Kota Pamekasan sama sekali tidak seperti yang banyak orang katakan, rawan kejahatan dan sepi. Tapi ternyata kotanya tak beda jauh seperti kebanyakan kota2 lain di Jawa Timur. Cukup ramai, bising dan penuh gemerlap lampu kota. Dan banyak pendatang dari Jawa Tengah dan beberapa kota di Jawa Timur telah banyak yang tinggal di kota tersebut.
Sembari beristirahat dan menunggu rombongan pertama tiba di lokasi tujuan, rombongan kloter ke II ini tengah asyik menikmati kuliner malam kota Pamekasan.
Sesampainya di Pamekasan, laju motor mengarah di kawasan SAE Salera. Sebuah kawasan yang banyak dijumpai aneka lapak kaki lima yang menjajakan kuliner khas pulau Madura. Di kawasan jalan Niaga ini rombongan berhenti di salah satu lapak kaki lima. Sate Lalat adalah menu yang ditawarkan kaki lima tersebut. Ada sedikit rasa penasaran saat membaca tulisan disalah satu sisi warung tersebut. Sate Lalat..??? Apa mungkin Lalat bisa disate..?? Heheheheh…Satu porsi sate lalat yang terdiri dari 25 tusuk sate dan sepiring lontong ini hanya dihargai Rp.7.500,-
Setelah memarkir motor, aku langsung menghampiri penjual satenya. Aku langsung memesan beberapa porsi untuk teman-teman yang lain dan mulai asyik ngobrol ‘kesana-kemari’. Setelah hanyut dalam obrolan yang cukub akrab, akhirnya saya tahu apa itu sate Lalat. Pak Yuto yang mengaku telah lebih dari 20 tahun berjualan sate dengan ramah menjelaskan apa itu sate lalat. Ternyata sate lalat adalah sate ayam dan terkadang juga sate kambing yang dalam penyajian, dagingnya diiris kecil-kecil. Ukurannya lebih kecil dibandingkan sate pada umumnya. Karena ukurannya yang mini itulah, maka sate ini disebut sate lalat. Untuk satu porsi sate Lalat yang terdiri dari 25 tusuk sate dan satu piring lontong cuma dihargai Rp.7.500,-. Cukup murah kan..??
Lokasi :
Kawasan SAE SALERA
Jl. Niaga - PAMEKASAN
MADURA
Live Sicbo Sbobet
BalasHapusBonus Sicbo Sbobet
Daftar Sicbo Sbobet
Withdraw Sicbo Sbobet
Deposit Sicbo Sbobet
Prediksi Liverpool Vs Brighton Hove Albion 13 Mei 2018