Apapun makanannya, resep tradisional warisan nusantara adalah yang paling cocok dengan lidah orang Indonesia..
Akhirnya saat-saat yang dinanti itu telah tiba…
Setelah sukses Jakarta dan Bandung, Festival Jajanan Bango 2009 kembali digelar di Surabaya. Lebih dari 51 gerai penjaja makanan tradisional khas Jawa Timur, 10 gerai aneka minuman dan jajanan pasar serta ditambah 8 duta Bango turut ambil bagian dalam meramaikan festival kelezatan yang digelar 8 Agustus 2009 kemarin.
Menikmati aneka makanan di festival kelezatan sepenuh hati akan lebih nikmat jika bersama orang-orang tercinta..
Meski acara yang mengusung tema “Festival Kelezatan Sepenuh Hati” ini baru dibuka untuk umum jam 12.00 WIB, namun para pemburu kelezatan kuliner tradisional telah banyak berdatangan sejak pagi. Ditandai dengan pelepasan ratusan balon dan gunting pita oleh Memoria Dwi Prasita brand manager Bango, akhirnya serangkaian acara FJB 2009 resmi dibuka.
Dalam pesta makan-makan kali ini pengunjung bisa dengan mudah menemukan berbagai makanan tradisional khas Jawa Timur. Dari pintu masuk utama , pengunjung langsung disambut dengan aneka gerai makanan. Mulai dari lontong balap, lontong kupang, semanggi, tahu campur, tahu tek, dan rujak cingur, sate kuda, aneka bakso, pempek, dan masih banyak aneka makanan yang lain akan menyambut pengunjung dengan berbagai aroma khasnya. Meski siang itu sangat panas, tapi tak mampu menghentikan keinginan pengunjung dalam berburu kelezatan kuliner warisan nusantara.
Meski siang itu sangat panas, tapi para pengunjung tetap rela antri unutk mencicipi resep spesial rujak Bango..
Siang itu aku juga sempat mencicipi rujak Cingur Sedati. Bentuk ‘layah’ atau ‘cobek’ (tempat menghaluskan berbagai bumbu terbuat dari batu) yang memiliki ukuran super besar, cukup membuatku penasaran. Sambil memperhatikan ibu Nur Aini ‘menguleg’ (menghaluskan dengan alat) berbagai macam bumbu, aku memesan 1 porsi rujak. Bumbu rujak petis Sedati, sangat berbeda dengan bumbu-bumbu rujak petis pada umumnya. Siapa sangka ternyata petis yang digunakan adalah racikan dari 7 macam petis berkualitas dan teknik meracik yang orisinil.
Inilah ibu Nur Aini Rujak Cingur Sedati dengan layah atau cobek super besarnya ..
Selain itu ibu separuh baya ini telah bereksperimen mencampur adonan bumbu dengan kecap bango. Dan ternyata campuran bahan ini justru memberikan rasa yang sangat lezat. Dengan gaya bicaranya yang menggebu-gebu, ibu Nur Aini menceritakan bahwa dalam satu adonan bumbu ‘layah’ ekstra besar ini, bisa digunakan untuk 100-125 porsi. Upss…!! Berarti dalam sehari dia bisa membuat berapa porsi ya…?? Tak lama setelah membayar Rp. 15.000,- rujak petis Sedati ini segera aku santap. Dan Hemmm... mantap banget campuran petisnya...
Cingur sapi dan berbagai bahan baku pilihan adalah rahasia kelezatan dari Rujak Cingur Sedati ibu Nur Aini.
Dari gerai rujak petis Sedati aku menuju Dapur Bango Cita Rasa Nusantara. Di tempat ini host Surya Saputra selaku pemandu program, tengah mencoba melakukan uji resep lontong Kupang Suko. Dengan ditemani salah satu ahli racik Lontong kupang dari pasar Suko Sidoarjo ini, step by step proses pembuatan lontong kupang dilakukan bersama-sama.
Inilah yang namanya 'Lenthu'..
salah satu teman menyantap lontong kupang.
Makanan gorengan ini terbuat dari bahan sejenis kacang-kacangan.
Makanan khas Jawa Timur yang satu ini adalah lontong yang penyajiannya bersama dengan kupang (sejenis binatang laut) kemudian disiram dengan kuah dari campuran petis dan cabe. Menyantap lontong kupang akan lebih lengkap jika ditemani dengan sate kerang dan segelas es degan sebagai penawar racun yang mungkin terkandung dalam kupang laut tersebut. Dan diakhir acara Surya Saputra mendapat kehormatan mencicipi racikan ala lontong kupang pasar Suko Sidoarjo.
Ekspresi Surya Saputra ketika mencicipi resep warisan dari Lontong Kupang Pasar Suko Sidoarjo. "Wussh... hem... nyam... nyam..."
"Mansteb tenan Bu...!!" Acungan jempol untuk racikan yang sangat istimewa ini...
Setelah menyaksikan aksi di Dapur BCRN, aku mencoba melihat-lihat gerai makanan yang lain. Ada rasa penasaran juga untuk mengunjungi satu-persatu 8 Duta Bango yang mewakili kota Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Tegal, Medan dan tuan rumah Surabaya sendiri. Pemilihan Duta Bango sendiri, ternyata berdasarkan beberapa kriteria penilaian. Penilaian itu adalah berdasarkan keunggulan resep warisan, bahan baku pilihan, serta cara memasak yang otentik dan penyajian tradisional.
Kedelapan duta Bango tersebut adalah Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan (Jakarta), Tahu Goreng Sei Putih (Medan), RM Timlo Sastro (Surakarta), Tahu Kupat Gempol Yang Jempol (Bandung), Brongkos Daging Ibu Suprih (Yogyakarta), Nasi Lengko Warung Pi’an (Tegal), dan Tahu Bakso Ibu Pudji (Ungaran-Semarang).
Karena harus balik lagi ke kantor, sekitar jam 14.00 aku cabut dari arena FJB 2009. Tapi pada malam harinya balik lagi, berburu kelezatan makanan tradisional. Kali ini ditemani pacar tersayang. Sembari menikmati racikan menu spesial dari Bakso Bogo yang letaknya cukup dekat dengan panggung hiburan, alunan merdu dari Sang Diva Krisdayanti menambah nikmatnya setiap menit yang dilewati. Bener-bener makan malam yang tak akan terlupakan.. Sayang Festival kelezatan ini cuman berlangsung sehari. Belum puas rasanya mencicipi beberapa menu tradisional yang ada….
Setelah sukses Jakarta dan Bandung, Festival Jajanan Bango 2009 kembali digelar di Surabaya. Lebih dari 51 gerai penjaja makanan tradisional khas Jawa Timur, 10 gerai aneka minuman dan jajanan pasar serta ditambah 8 duta Bango turut ambil bagian dalam meramaikan festival kelezatan yang digelar 8 Agustus 2009 kemarin.
Menikmati aneka makanan di festival kelezatan sepenuh hati akan lebih nikmat jika bersama orang-orang tercinta..
Memoria Dwi Prasita brand manager Bango memberikan potongan tumpeng kepada Surya Saputra..
Dalam pesta makan-makan kali ini pengunjung bisa dengan mudah menemukan berbagai makanan tradisional khas Jawa Timur. Dari pintu masuk utama , pengunjung langsung disambut dengan aneka gerai makanan. Mulai dari lontong balap, lontong kupang, semanggi, tahu campur, tahu tek, dan rujak cingur, sate kuda, aneka bakso, pempek, dan masih banyak aneka makanan yang lain akan menyambut pengunjung dengan berbagai aroma khasnya. Meski siang itu sangat panas, tapi tak mampu menghentikan keinginan pengunjung dalam berburu kelezatan kuliner warisan nusantara.
Meski siang itu sangat panas, tapi para pengunjung tetap rela antri unutk mencicipi resep spesial rujak Bango..
Inilah ibu Nur Aini Rujak Cingur Sedati dengan layah atau cobek super besarnya ..
Selain itu ibu separuh baya ini telah bereksperimen mencampur adonan bumbu dengan kecap bango. Dan ternyata campuran bahan ini justru memberikan rasa yang sangat lezat. Dengan gaya bicaranya yang menggebu-gebu, ibu Nur Aini menceritakan bahwa dalam satu adonan bumbu ‘layah’ ekstra besar ini, bisa digunakan untuk 100-125 porsi. Upss…!! Berarti dalam sehari dia bisa membuat berapa porsi ya…?? Tak lama setelah membayar Rp. 15.000,- rujak petis Sedati ini segera aku santap. Dan Hemmm... mantap banget campuran petisnya...
Cingur sapi dan berbagai bahan baku pilihan adalah rahasia kelezatan dari Rujak Cingur Sedati ibu Nur Aini.
Dari gerai rujak petis Sedati aku menuju Dapur Bango Cita Rasa Nusantara. Di tempat ini host Surya Saputra selaku pemandu program, tengah mencoba melakukan uji resep lontong Kupang Suko. Dengan ditemani salah satu ahli racik Lontong kupang dari pasar Suko Sidoarjo ini, step by step proses pembuatan lontong kupang dilakukan bersama-sama.
Inilah yang namanya 'Lenthu'..
salah satu teman menyantap lontong kupang.
Makanan gorengan ini terbuat dari bahan sejenis kacang-kacangan.
Ekspresi Surya Saputra ketika mencicipi resep warisan dari Lontong Kupang Pasar Suko Sidoarjo. "Wussh... hem... nyam... nyam..."
"Mansteb tenan Bu...!!" Acungan jempol untuk racikan yang sangat istimewa ini...
Pondok Sate Pejompongan Jakarta mulai disibukkan dengan aktivitas bakar sate sejak sebelum acara ini resmi dibuka...
Kedelapan duta Bango tersebut adalah Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan (Jakarta), Tahu Goreng Sei Putih (Medan), RM Timlo Sastro (Surakarta), Tahu Kupat Gempol Yang Jempol (Bandung), Brongkos Daging Ibu Suprih (Yogyakarta), Nasi Lengko Warung Pi’an (Tegal), dan Tahu Bakso Ibu Pudji (Ungaran-Semarang).
Kupat Tahu Gempol yang Jempol dengan berbagai persiapannya, datang jauh-jauh dari Bandung hanya untuk melayani para pemburu kelezatan kota pahlawan dan sekitarnya...
Karena harus balik lagi ke kantor, sekitar jam 14.00 aku cabut dari arena FJB 2009. Tapi pada malam harinya balik lagi, berburu kelezatan makanan tradisional. Kali ini ditemani pacar tersayang. Sembari menikmati racikan menu spesial dari Bakso Bogo yang letaknya cukup dekat dengan panggung hiburan, alunan merdu dari Sang Diva Krisdayanti menambah nikmatnya setiap menit yang dilewati. Bener-bener makan malam yang tak akan terlupakan.. Sayang Festival kelezatan ini cuman berlangsung sehari. Belum puas rasanya mencicipi beberapa menu tradisional yang ada….
Ancene Bu Nur Aini iki seleb, dibahas nangdi-nangdi. Hheheheeh.
BalasHapusramai dan syik menyaksikannya, saya cuma sehari ya bos...
BalasHapus[ salam kenal dan saya juga menulisnya disini : http://ekomagelang.blogspot.com/2009/08/festival-jajan-bangomania-di-surabaya.html ]
Situs Sbobet Casino
BalasHapusDaftar Sbobet Casino
Deposit Sbobet Casino
Bonus Sbobet Casino
Withdraw Sbobet Casino
Prediksi Skor Bola Huddersfield Town Vs Arsenal 13 Mei 2018